Aku Bahagia Pernah Ada di Sana, BEM KM FT UNAND

Aku mau menulis lagi. Sebentar ku termenung, lalu aku teringat sesuatu. Sebuah cerita yang sebenarnya sudah lama ingin kutulis, tapi selalu terlupa. Sebuah perjalanan menemukan tempat yang menerimaku apa adanya. Membutuhkanku sebagaimana aku tanpa pencitraan dunia. Sehingga aku jatuh cinta, walau banyak memberi luka. Menulis cerita, mengabadikan kenangan. BEM KM FT UNAND.

logo bem

Bingung, apa sih maksud lambang BEM KM FT UNAND ini? Haha. Can’t you see the word “engineer” in there, can you?

Banyak sekali cerita. Senyum dan tawa, serta merta kesal sesal yang ada. Aku hanya mencoba untuk membuatnya tampak indah. Memang indah, supaya tetap indah. Agar yang tinggal adalah yang indah.

~

Seorang mahasiswa anak rantau yang ‘study oriented‘, ingin ikut organisasi semasa menjadi mahasiswa tapi ngk tau apa. Sampai satu titik di tahun 2016 aku diarahkan untuk bergabung menjadi pasukan eksekutif di Fakultas Teknik, di BEM KM FT UNAND.

Awalnya dimulai dengan pemikiran “why not?”. Dicoba dulu, sekalian belajar, menambah pengalaman. Well, aku tau BEM bukan organisasi biasa, ada ‘tuntutan’ di dalamnya. BEM yang identik dengan demo, “kuliah di jalan”, ngurusin urusan orang, to be honest, totally not me! Tapi memang sudah suratan takdir, aku masuk, dan bukan pula di departemen yang kuinginkan, tapi di departemen yang sama sekali tidak kupikirkan. Departemen Kajian dan Strategi (Kastrat, sekarang Kajian, Aksi dan Strategi). Hal ini merupakan kesempatan belajar yang luar biasa dan menantang tentunya, karena aku yang tidak peka terhadap isu sosial politik kini harus berkecimpung di dalamnya.

And then the story  began. Di mulai dengan Kabinet Eksekutor Muda BEM KM FT UNAND 2016/2017 yang dipimpin oleh Pak Gubernur Muhammad Syafiq. Awalnya yang malu-malu kucing, kalau mau ambil absen ke sekre saat sekre sepi atau ngk ada orang, lalu seiring berjalannya waktu, mulai mengenal satu persatu rekan dan uda uni BEM dari jurusan lain, mulai merasa nyaman, mulai merasa cocok, mulai merasa dibutuhkan, menghabiskan waktu bersama, lelah senang bersama, hingga di akhir kepengurusan aku malah menjadi salah satu penunggu setia di sekre (sebenarnya ini juga dipengaruhi faktor jurusan yang berdekatan dengan pusat kegiatan mahasiswa fakultas). Dari BEM KM FT UNAND, aku mulai menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sosial dan politik, belajar menulis hal-hal yang bersifat pencerdasan, membangun relasi, dan meng-upgrade skill dalam public speaking.

Tidak melulu suka, ada juga lukanya. Saat merasa tidak dimengerti, tidak diperlakukan secara adil, tidak dihargai sebagaimana mestinya, yang terjadi tidak sesuai harapan, itu pasti ada, apalagi untuk orang yang sensitifitasnya cukup tinggi. Bagaimana tidak, bekerja sama dengan banyak orang yang isi kepalanya berbeda semuanya, pasti ada berbenturan beberapa kali, dan karena inilah proses pendewasaan terjadi.

Apapun yang terjadi, tetap saja sedih saat kepengurusan berakhir. Karena sudah merasa keluarga, ntah hanya aku saja yang merasakannya, tapi kuharap tidak. Uda uni yang satu persatu mulai menyandang gelar ST pun melanjutkan perjuangan ke tahap selanjutnya. Ntah meraka masih memikirkan kami yang tertinggal atau benar-benar sudah say good bye. Sempat bimbang juga apakah akan lanjut berjuang karena IPS (Indeks Prestasi Sementer) yang kian menurun semenjak menyibukkan diri dalam kegiatan “menebar kebermanfaatan” di BEM KM FT UNAND. Sempat dinasehati juga dengan orang tua, diingatkan apa tujuan utama kuliah di Padang.

Lalu kepengurusan selanjutnya pun memulai lembaran baru, di Kabinet Solid, Intelek, Kolaboratif (SILEK) BEM KM FT UNAND 2017/2018 yang dipimpin oleh Pak Gubernur Satria Mudana. Apakah aku akhirnya melanjutkan perjuangan sebagai eksekutif? Jawabannya adalah iya. Kenapa? Karena aku merasa ini adalah tempatku, aku sudah terlanjur jatuh cinta, dan tak bisa kukhianati panggilan jiwa. Aku ingat sekali bagaimana dengan bangganya kupakai almameter yang tersemat lambang BEM KM FT UNAND di lengan kanan saat KKN dulu, Haha. Bagaimana ke depannya? Ya dijalani saja dengan sebaik-bainya. Tantangan baru yang kuhadapi di kepengurusan baru ini adalah dengan menjadi kepala departemen baru, Departemen Pemberdayaan Perempuan (DPP). Mirip-mirip saja sebenarnya dengan Kastrat, hanya saja targetnya lebih fokus pada perempuan.

Saat menjalani masa kepengurusan kedua ini, aku pun memasuki tahun akhirku sebagai mahasiswa. Topik Tugas Akhir (TA) sudah menjadi makanan sehari-hari. Namun karena kekuranganku dalam memanajemen waktu antara organisasi dan akademik, aku jadi sedikit tertinggal dibandingkan teman-teman pejuang ST lainnya. Apa solusinya? Memilih salah satu dan menjadikannya alasan untuk meninggalkan yang lainnya? Of course not! Jawabannya adalah aku harus berusaha lebih keras. Ini amanah, sebagai anak yang dikuliahkan oleh orang tua dan eksekutif yang dipercaya oleh KM FT Unand. Amanah itu berat, tapi aku yakin aku kuat, dengan Bismillah. Alhasil, ya, aku tidak menjalankan tahun akhirku dengan mudah, banyak malam tanpa tidur yang mengisi hari-hariku untuk mengejar ketertinggalan dan tetap menjalankan kewajiban. Sebuah pencapaian membutuhkan pengorbanan, itu yang kuyakini, dan itu jalan hidup yang kupilih saat ini.

Ada yang bilang aku sangat luar biasa. Haha. Aku bahagia ada orang yang menilai seperti itu. Tapi tentu saja itu tidak benar. Aku hanya berusaha sebaik mungkin. Siapapun bisa sepertiku, bahkan lebih baik dariku, hanya saja banyak orang yang menyerah sebelum berusaha, itu saja bedanya. Hingga di akhir aku menyelesaikan studiku, dan bisa membanggakan orangtuaku. Akademikku aman terkendali dengan mendapatkan predikat lulusan terbaik dan predikat cumlaude perdana di jurusan serta organisasiku memberiku jalan mendapat penghargaan sebagai aktivis kampus. Sungguh luar biasa nikmat Allah, aku tau dan percaya kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Dan aku membuktikannya!

Aku bahagia pernah ada di sana, BEM KM FT UNAND. Banyak suka dukanya, tapi semuanya adalah kenangan indah, bumbu penyedap di kehidupan kampusku. Dalam 2 kepengurusan ini, banyak sekali perubahan dan perkembangan yang aku rasakan dalam kepribadian maupun kehidupan sosialku. Sebenarnya berkembang itu adalah pilihan, takkan berkembang seseorang bila ia tidak keluar dari zona nyamannya. Trust me!

Kepengurusan pertama, aku lebih menjadi adik yang diajak, diayomi, diajarkan. Keegoisanku masih cukup tinggi, emosi yang tidak stabil apalagi saat bekerja dalam suatu kepanitiaan, masih ‘hanya’ menunggu dan mengikuti instruksi dibanding berinisiasi, dan masih sering perang bathin dalam memanajemen waktu. Tapi di kepengurusan kedua, say goodbye to the past life. Aku sudah jadi uni yang bertugas mengajak, mengayomi, mengajarkan. Harus bisa lebih memanajemen emosi, memanajemen waktu, mengambil keputusan dengan baik, dan membangun atmosfir yang nyaman untuk adik-adik. Belajar dari pengalaman kepengurusan sebelumnya dan berusaha untuk menjadi lebih baik.

Terlepas apakah orang lain menyadarinya, yang jelas, aku sendiri merasakan perubahanku menjadi lebih dewasa lagi setelahnya. Walaupun 80% ini terjadi karena tuntutan posisi juga, wkwkwk. Suatu prestasi yang luar biasa adik-adik kesayangan di SILEK bisa terbuka dan bermanja ria dengan orang seperti diriku. Yah, walaupun teman-teman presidium tetap tahu bagaimana diriku yang sebenarnya, haha.

Sedihnya lebih saat kepengurusan kedua berakhir. Kepengurusannya lebih singkat dari yang sebelumnya, dan rasanya keluarga SILEK baru mengeratkan ikatan kekeluargaannya di akhir kepengurusan, jika saja waktu masih mengizinkan. Tapi tetap saja, tidak mengurangi rasa sayangku terhadap mereka. Eksekutor Muda dan SILEK akan menjadi keluargaku sampai kapan pun. Semoga tidak aku saja yang merasa seperti ini. Masih tetap keep in touch sampai sekarang walau tidak sesering dahulu, dan harapannya sampai nanti pun tidak ada yang memutus silaturahmi.

Terima kasih, banyak kasih, terima banyak kasih. Sekali lagi, aku bahagia pernah ada disana. Jangan pernah bosan menebar kebermanfaatan ya. Jaga terus mutu BEM KM FT UNAND, terus mencetak kader-kader yang berprestasi dan berkualitas. Aku akan terus menjadi adik bagi uda uni yang hebat, sahabat bagi teman-teman yang dahsyat,  dan uni bagi adik-adik penerus yang luar biasa. Feel free to ask, I would love to hear and give my best opinion. 🙂

Salam cinta satu suara, HIDUP MAHASISWA! HIDUP TEKNIK!

This slideshow requires JavaScript.

~

Di postingan selanjut-selanjutnya aku akan mencoba posting masalah manajemen antara organisasi dan akademik, masalah perbedaan antara aktivis kampus dan aktif di kampus, serta balada suatu alasan (yang sering kali bikin jengkel) dalam kegiatan organisasi maupun tugas akademik. Please be kind to remind me if I did wrong or forget to publish the next post. 🙂

Leave a comment

Filed under Interest, Story-Stories

Leave a comment