Tag Archives: Simpang pocong

Simpang Pocong dan Bus No. 19

Alhamdulillah, tidak terasa kaki telah melangkah untuk menuntut ilmu di semester 2. Semangat agar terus tetap berusaha dan istiqamah tidak boleh hilang dari genggaman. Apalagi ada si abang yang memberikan motivasi lebih dan alasan untuk terus melakukan yang terbaik, haha..

Selama satu semester bulak-balik dari Air Tawar-Limau Manih, sepertinya untuk semester baru ini belum ada perubahan juga. Walaupun sudah ada beberapa senior yang menyarankan untuk ngekos aja, tapi apalah daya situasi belum mengijinkan.

Di semester 2 ini dengar-dengar dari senior katanya gamrek (menggambar rekayasa) adalah pintu gerbang dari dunia teknik yang sebenarnya. Asistensi bersama senior yang tidak tentu jadwalnya bisa saja mengharuskan kami untuk siap siaga berkumpul bahkan ketika matahari telah terbenam. Tentu ini menjadi permasalahan tersendiri untukku yang tinggal jauh dari lokasi kampus. Belum lagi cerita-cerita mistis yang kudengar dari rekan-rekan ngobrol yang membuat ‘ogah’ untuk berlarut-larut di kampus. Salah satunya adalah cerita simpang pocong dan bus no. 19..

Pernah suatu waktu, ada uni teknik yang mau pulang dari kampus saat jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 8 malam (ntah pukul 9 atau seterusnya). Uni itu diceritakan habis dari lab dan entah bagaimana ceritanya uni itu pulang terakhir. Dengan keberanian yang luar biasa, uni itu nunggu bus di halte depan fakultas teknik. Tak berapa lama, lewatlah bus kampus dari simpang sebelah gedung H, ya, bus no. 19. Karena memang mau pulang maka naiklah uni itu ke bus kampus yang tentu saja sepi alias cuma dia sendiri yang jadi penumpang karena memang sudah malam.

Tanpa berfikir macam-macam mungkin karena kelelahan ingin cepat pulang ke kosan, perjalanan bus kampus yang menyusuri jalanan Unand di malam hari pun berjalan dengan hening dan lancar. Namun saat bus kampus melewati PKM, bus itu berhenti. Uni itu bingung kenapa busnya berhenti, ternyata ada pak satpam di luar yang menghentikannya.

“Mau pulang nak?”

“Iya pak..”

“Sini turun dulu”

“Nggak pak, kosan saya di bawah..”

“Mari saya antar saja”

“Tidak usah pak, kosan saya dekat, pakai bus saja sampai kok”

Setelah penolakan berkali-kali dari si uni dan bujukan  yang juga gigih berkali-kali pula dari pak satpam, akhirnya uni itu menyerah dan menurut untuk diantar saja oleh pak satpam.

Keesokan harinya, mungkin ada rasa penasaran yang tertinggal di benak uni tu mengenai kejadian kemarin malam. Uni itu pun menemui pak satpam tersebut dan bertanya kenapa tadi malam pak satpam itu begitu gigih untuk mengantarkan uni itu pulang ke kosannya..

“Kamu nggak sadar ya nak,tadi malam itu kamu bukan naik bus..”

“Jadi naik apa pak?”

“Naik keranda yang dibawa oleh pocong.”

“…”

Uni itupun berterima kasih kepada pak satpam dan minta maaf atas kekeraskepalaannya tadi malam.

Sejak saat itu bus no. 19 jadi terkenal dan simpang tempat keluarnya bus tersebut disebut simpang pocong.

Cerita seperti itu apakah benar atau hanya guyonan belaka, tidak ada yang bisa memastikannya. Cerita yang hanya di dengar dari mulut ke mulut ini hanya memberikan suatu nasihat, “Jangan pulang terlalu malam dari kampus, kalaupun tidak bisa dielakkan, usahakan ada teman yang bisa menemani atau ada kendaraan. Jangan pernah naik bus atau angkot yang lewat di kampus di atas jam 8 malam, karena siapa tahu, itu bus beneran atau bus-busan.”

Tentu kita sebagai makhluk yang memiliki Tuhan tidak boleh takabur dan selalu berlindung pada-Nya. Namun untuk berhati-hati dan selalu waspada tidak ada salahnya. Bagaimana ke depannya, mungkin biar dijalani saja dulu, kalau sanggup semoga setiap langkah menjadi berkah..

Harapan terakhir, semoga di semester baru ini bisa menjadi anak yang lebih baik dan membanggakan orangtua serta lebih berguna bagi sesama. Aamiin..

2 Comments

Filed under Princess Babble