VALENTINE ? Noo~

Bulan Februari sepertinya menjadi istimewa bagi sebagian orang. Kalo ada yang nanya, apa istimewanya, jawabannya pasti karena angka 14. Ya, tanggal 14 disebut-sebut sebagai hari Valentine. Sebenarnya apa sih Valentine itu? Kenapa hampir semua orang sibuk “berkasih sayang” pada hari itu? Kenapa juga ada cokelat, surat cinta, dan ucapan “Be My Valentine?” dari seseorang kepada orang lain yang mungkin dianggap spesial? Apakah memang hal tersebut ada dasarnya? Atau cuma ikut-ikutan dan ngga tau makna sebenarnya?

Tiap tahun pasti membicarakan Valentine. Tiap tahun juga makin banyak orang Muslim yang sadar untuk mengingatkan saudara/saudarinya tentang bahayanya hari Valentine. Tapi anehnya, kok masih banyak ya remaja-remaja yang keras kepala ga mau sadar dan disadarkan tentang bahaya yang mengintainya ini? Bingoeng saya..

~> Untuk sejarah Valentine, silahkan liat disini.

“Nah, kok Valentine dibilang bahaya sih ?”, tanya seseorang.

Gimana nggak bahaya coba, kalo hari Valentine itu merusak dari semua segi, mulai akidah hingga ke amaliah. Mulai dari keyakinan kita sebagai seorang muslim hingga ke perbuatan kita sebagai remaja muslim harapan dunia.

Asal-muasal hari Valentine sendiri aja ga bisa dilepaskan dari sejarah milik non muslim. Ada banyak versi tentang asal-muasal hari valentine ini. Ada versi yang mengatakan kalo ada seorang pendeta bernama Valentino yang rela mati demi membela dua anak manusia memadu cinta dalam sebuah ikatan yang TIDAK sah. Ya, karena satu hal dan hal lainnya, kedua remaja yang sedang di mabuk cinta ini nekad melanggar aturan. Versi lain tentang asal-muasal Valentine yaitu bahwa hari itu adalah hari kawinnya burung tertentu lalu ditiru oleh manusia zaman itu. *masa niru hewan? burung pula* Dan masih banyak versi lainnya yang semuanya itu mengarah ke pergaulan bebas antar lawan jenis.

Nah, jelas banget kan kalo dari sejarahnya aja udah sangat kentara bahwa perayaan ini bukan milik kita, umat Islam. Apalagi bila kita jeli tentang perkembangan perayaan hari Valentine yang makin tahun semakin mengokohkan aja yang namanya pergaulan bebas itu. Maaf cakap, pesta seks digelar. Miras? Jangan ditanya lagi.

Intinya, perayaan Valentine adalah perayaan kemaksiatan yang dibungkus modernitas. Padahal sekali maksiat tetep aja maksiat judul dan isinya. Maka, remaja muslim yang cerdas pastilah ga mungkin ikut-ikutan perayaan semacam ini.

Kebiasaan mengirim kartu Valentine sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine, asal dari adanya hari valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya.

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, yang artinya menyekutukan ALLAH. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil yang disebut cupid (berarti: the desire), yaitu si bayi bersayap putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari dengan dua sayap terbang sambil mengarahkan anak panah ke gambar hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita.

Tidak selayaknya bagi kita kaum muslim meniru ritual agama lain yang tidak ada dasarnya dalam Islam. ALLAH telah menjelaskan dalam Al Qur’an,

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra’ : 36)

Lalu dalam Al Maidah,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga mengingatkan,

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).

Kalau ALLAH dan RasulNya sudah berkata tidak untuk sesuatu, maka haram bagi kita untuk mengikuti sesuatu itu. Jangankan mengikuti, mendekatinya pun tidak boleh. Kalau memberi ucapan selamat? Itu sama aja tidak boleh. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.” Jadi apa ada asalan untuk tetap mengikutinya?

Tapi kok masih banyak remaja yang mengaku dirinya muslim namun ikut-ikutan merayakan hari Valentine? Ada beberapa faktor yang mungkin.

Bisa jadi tuh remaja ga tahu kalau perayaan Valentine adalah budaya non Islam yang berisi kemaksiatan. Jadi sajikanlah fakta bahwa pesta atau perayaan valentine selalu diisi dengan hal-hal yang berbau pergaulan bebas. Bahkan banyak data menunjukkan penjualan kondom *maaf* laku keras di malam Valentine ini. Bila remaja itu masih ngotot ikutan merayakan Valentine, maka jelas banget kalo tuh remaja bukan tipe yang cerdas.

Hanya remaja yang tak memakai otak saja yang mau ikut-ikutan perayaan hari Valentine. Mungkin Rani terlalu keras ngomongnya, tapi seorang Muslim harus tegas agar jelas. Mereka ini ibarat kerbau yang dicocok hidungnya dan mengekor saja apa yang dilakukan oleh orang lain tanpa dia paham maknanya. Bagi remaja pintar, ia pasti akan memaksimalkan otaknya plus keimanannya untuk menimbang perbuatan yang akan dilakukannya. Dan tentu saja, perayaan hari Valentine tak masuk ke dalam hitungannya.

Jadi, daripada kita sibuk-sibuk mempersiapkan acara Valentinan pada tanggal 14 Februari nanti (betul kan ? Rani kurang tahu sih kapan Valentine. 13/14 ?), mending kita bersiap diri dan amunisi untuk memahamkan teman-teman kita  yang masih keukeuh mau merayakan hari kemaksiatan itu. Kamu bisa mulai dengan menempelkan banyak tulisan-tulisan yang intinya menyadarkan remaja muslim dari acara hari Valentine. Namun cobalah dengan menggunakan bahasa yang tidak menyakitkan hati namun terdengar tegas dan memiliki landasan yang kuat. Nah, bila ini sudah maksimal kamu lakukan, hasilnya serahkan pada ALLAH saja.

Ada banyak tulisan/seruan yang berisi tentang :

“SAY NO TO VALENTINE !”

Remaja yang membaca tulisan dan seruan itu, akan terlihat kualitasnya usai mereka membacanya. Akan terlihat mana yang cerdas yaitu mereka yang mencampakkan ide dan perayaan hari valentine, dan mereka yang membeo yaitu mereka yang tetap ikut-ikutan merayakaannya. Dan remaja muslim yang berkualitas dan cerdas, so pasti berani tegas suarakan “SAY NO TO VALENTINE”.

 

VALENTINE ? Noo~

referensi : 12

2 Comments

Filed under ISLAM, remaja

2 responses to “VALENTINE ? Noo~

  1. aku g ikut-ikutan valentine lah

Leave a reply to Missing Princess Cancel reply